Sabtu, 18 Desember 2010

Khasiat Dan Manfaat Buah-Buahan Alami Bagi Tubuh Manusia - Ilmu Kesehatan Masyarakat

Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual di toko-toko, buah jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya serta dari sisi harga umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama.

Di bawah ini kita dapat melihat kandungan, khasiat dan manfaat sehat dari beberapa jenis buah yang ada di bumi :
1. BUAH TOMAT (TOMATO)
- tomat mengandung vitamin A, B1 dan C.
- tomat dapat membantu membersihkan hati hati dan darah kita.
- tomat dapat mencegah beragam penyakit dan gangguan kesehatan lain seperti :
a. gusi berdarah.
b. rabun senja / kotok ayam.
c. penggumpalan darah.
d. usus buntu.
e. kanker prostat dan kanker payudara.
2. BUAH PEPAYA (PAPAYA)
- pepaya mengandung vitamin C dan provitamin A.
- pepaya dapat membantu memecah serat makanan dalam sistem pencernaan.
- pepaya dapat mebuat lancar saluran pencernaan makanan.
- pepaya dapat menanggulangi atau mengobati beragam penyakit dan gangguan kesehatan lain seperti :
a. menyembuhkan luka.
b. menghilangkan infeksi.
c. menghilangkan alergi
3. BUAH PISANG (BANANA)
- pisang mengandung vitamin A, B1, B2 dan C.
- pisang dapat membantu mengurangi asam lambung.
- pisang bisa membantu menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
- pisang dapat menanggulangi atau mengobati beragam penyakit dan gangguan kesehatan lain seperti :
a. gangguan pada lambung.
b. penyakit jantung dan stroke
c. stress
d. menurunkan kadar koleterol dalam darah.
4. BUAH MANGGA (MANGO)
- mangga mengandung vitamin A, E dan C.
- mangga dapat bertindak sebagai disinfektan.
- mangga dapat membersihkan darah.
- mangga dapat menanggulangi atau mengobati beragam penyakit dan gangguan kesehatan lain seperti :
a. bau badan / bb / bau tubuh yang tidak enak.
b. menurunkan panas tubuh saat demam.
5. BUAH STRAWBERRY (STRAWBERRY)
- stoberi mengandung provitamin A, vitamin B1, B dan C.
- stobery mengandung antioksidan untuk melawan zat radikal bebas.
- strawbery memiliki kegunaan / fungsi kesehatan lain seperti :
a. mengobati gangguan kesehatan pada kandung kemih.
b. menjadi anti virus
c. menjadi anti kanker
6. BUAH APEL (APPLE)
- apel mengandung vitamin A, B dan C.
- aple dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
- apel mempunyai kegunaan / fungsi kesehatan lain seperti :
a. menjadi zat anti kanker.
b. mengurangi nafsu makan yang terlalu besar.
7. BUAH JERUK (ORANGE)
- jeruk mengandung vitamin A, B1, B2 dan C.
- jeruk mengandung antikanker bagi tubuh.
- jeruk dapat mencegah dan mengobati beragam penyakit dan gangguan kesehatan lain seperti :
a. mengobati sariawan.
b. menurunkan resiko terkena kardiovaskuler, kanker, dan katarak.
8. BUAH PEAR / PIR (PEAR)
- pear mengandung vitamin C dan provitamin A.
- pear mengandung anti oksidan yang baik untuk menjaga kesehatan.
- pear dapat mencegah beragam penyakit dan gangguan kesehatan lain seperti :
a. menurunkan demam / panas tubuh.
b. mengencerkan dan menhilangkan dahak pada batuk berdahak.
9. BUAH JAMBU BIJI MERAH / JAMBU MERAH (GUAVA)
- jambu merah mengandung vitamin C yang sangat banyak.
- jambu merah mengandung zat antioxidan dan antikanker.
- jambu merah mempunyai kegunaan / fungsi kesehatan lain seperti :
a. menurunkan kadar kolesterol darah
b. mengobati infeksi.
c. menjaga mengobati sariawan.
d. memperlancar peredaran darah.
e. melancarkan saluran pencernaan.
f. mencegah konstipasi.
10. BUAH SEMANGKA (WATERMELON)
- semangka mengandung vitamin C dan provitamin A.
- semangka dapat menjadi antialergi.
- semangka mempunyai kegunaan / fungsi kesehatan lain seperti :
seperti :
a. menurunkan kadar kolesterol.
b. mencegah dan menahan serangan jantung.
11. BUAH MELON (HONEYDEW)
- melon mengandung vitamin C dan provitamin A.
- melon mengandung zat anti kanker dan anti oksidan.
- melon mempunyai kegunaan / fungsi kesehatan lain seperti :
a. mencegah darah menggumpal.
b. membersihkan kulit.
c. menlancarkan saluran pencernaan.
d. menurunkan kadar kolestrerol.
12. BUAH WORTEL (CARROT)
- wortel kaya akan vitamin A.
- wortel baik untuk menjaga kesehatan mata.
- wortel mempunyai kegunaan / fungsi kesehatan lain seperti :
a. meningkatkan kekebalan dan ketahanan tubuh jasmani.
b. menjaga hati tetap sehat.
13. BUAH BELIMBING (STAR FRUIT)
- belimbing mengandung vitamin C dan provitamin A.
- belimbing dapat membantu memperlancar pencernaan makanan.
- belimbing mempunyai kegunaan / fungsi kesehatan lain seperti :
a. menurunkan tekanan darah.
b. menurunkan kadar / tingkat kolesterol dalam tubuh.
14. BUAH NANAS (PINEAPPLE)
- nanas mengandung vitamin B dan C.
- nanas dapat mencegah terkena serangan jantung dan stroke / struk.
- nenas dapat mengobati beragam penyakit dan gangguan kesehatan lain seperti :
a. menyembuhkan luka.
b. menyembuhkan infeksi pada saluran pencernaan.
Untuk menjadi sehat alami tanpa bahan kimia makanlah berbagai buah secukupnya setiap hari demi kesehatan badan kita yang sangat berharga.

Sumber : http://organisasi.org/khasiat-dan-manfaat-buah-buahan-alami-bagi-tubuh-manusia-ilmu-kesehatan-masyarakat

Jumat, 17 Desember 2010

BOCAH YANG MENCINTAI MATEMATIKA DAN KOMIK

di poskan oleh : silvia

Jember (beritajatim.com) - Seorang bocah berusia belasan tahun mencintai matematika dan komik sekaligus. Ia mencintai logika, proposisi-proposisi logis, juga fantasi: kelak menjadi juara matematika tingkat dunia.

Bocah itu, Muhammad Adnan Reza. Ia dilahirkan 19 Januari 1997. Seorang anak yang tumbuh setelah Orde Baru tumbang, dan gelombang keterbukaan menggulung Indonesia. Internet. Tayangan-tayangan stasiun televisi swasta yang semakin berjibun. Buku-buku komik impor terjemahan dari Jepang. Dunia pendidikan dengan kurikulum yang memaksa anak tumbuh lebih cepat, mempelajari lebih banyak daripada anak-anak usia yang sama pada generasi sepuluh tahun sebelumnya.

Reza sudah mulai menyukai komik saat berusia empat tahun. Menginjak tahun kelima, ia mengenal matematika sederhana: penjumlahan dan pengurangan. 1+1 = 2, 4-1 = 3, 3+3 = 6. Dan, ia jatuh cinta dengan angka-angka itu, dan kelak tak suka dengan pelajaran apapun yang dihapal.

Dari matematika, Reza belajar tentang nalar yang logis dan runtut. Ia menyukai aljabar, bukan geometri yang dipenuhi rumus. Setiap malam selama dua jam, ia berlatih, mendisplinkan diri dengan angka-angka, bilangan-bilangan.

Ia membayangkan dirinya seorang yang tengah berjuang keras menjadi jawara matematika dunia, kelak. Tidak ada yang lebih memuaskan, selain berhasil menuntaskan soal-soal matematika kompetisi International Wizard Youth Mathematics yang diunduhnya dari internet.

Reza meneruskan tradisi kuno di dunia Matematika. Sejak abad pertengahan, para ahli dan jawara saling tantang saling memecahkan soal yang mereka buat. Steve Olson dalam bukunya, Countdown, menuliskan: "di masa ketika para ahli matematika masih amatir, mereka bisa membangun reputasi dengan memecahkan soal-soal yang tak mampu dijawab orang lain".

Berkebalikan dengan prasangka orang banyak, para ahli matematika ini, bahkan yang remaja, bukanlah tipe orang dengan penampilan tak menarik, serius, dan kening selalu berkerut. Olson menulis, para siswa anggota tim olimpiade dunia matematika dari Amerika Serikat bukanlah stereorip kutu buku.

Paul Zeitz, anggota tim olimpiade matematika AS yang bertanding di Jerman Timur pada tahun 1974, sampai saat ini adalah seorang pemanjat tebing dan pendaki gunung. Ia kini menjadi guru besar matematika di Universitas San Fransisco. "Agar berhasil baik dalam matematika, orang harus teliti sekaligus petualang yang baik," katanya.

Reza bukan Paul Zeitz atau para jagoan matematika dalam buku Olson. Namun, sebagaimana mereka, Reza mengusir stereotip sosok yang serius dalam diri seorang pecandu matematika. Ia tidak memanjat tebing, namun Reza mencintai komik-komik Jepang (manga) sebagaimana layaknya para remaja lain seusianya yang mungkin membenci matematika.

Ia menyukai Detektif Conan. Ini cerita tentang seorang detektif SMA bernama Sinichi Kudo yang mendadak berubah menjadi bocah usia delapan tahun, karena terkena cairan kimia. Bocah berusia delapan tahun ini menyebut dirinya Conan Edogawa, seorang detektif cilik yang bekerja dengan logika deduksi yang runtut.

Ia sangat menyukai Eyeshield 21: komik tentang sebuah tim olahraga American Football. "Saya suka, karena ada cerita taktiknya," katanya. Lagi-lagi soal logika.

Kian hari Reza kian jago, dan hari-hari ini menjadi salah satu andalan sekolahnya, SMP Negeri 2 Jember. Namun, Reza tampak tak peduli dengan kejagoannya itu. Ia tak ingat berapa kali menjadi juara kompetisi matematika sejak sekolah dasar. Yang ia ingat, ia butuh mandi jika hendak mengerjakan soal-soal matematika yang rumit dalam sebuah kompetisi.

Medan, suatu hari di awal Agustus 2010. Entah kenapa mendadak air kamar mandi penginapan Reza macet. Gawat juga, karena pagi itu ia harus mengikuti olimpiade sains nasional. Ini sudah hari kedua lomba. Terpaksalah ia hanya mencuci muka alakadarnya saja.

Di ruang ujian, sebelum mengerjakan soal-soal, Reza menelpon kedua orang tuanya dan seorang guru di sekolah. Ia belum mandi, dan ia berharap doa orang-orang yang dihormati dan disayanginya akan membantunya.

Hanya lima soal yang perlu dikerjakan olehnya. Tapi otaknya serasa berkabut. "Saya tidak bisa berkonsentrasi," katanya. Gara-gara tak mandi, ia pun cukup merasa beruntung dengan raihan medali perunggu, setelah bersaing dengan 98 orang pelajar lainnya dari seluruh Indonesia.

Ada banyak siswa seperti Reza di Indonesia. Tapi yang jelas mereka minoritas. Sementara, para guru dan pejabat di dunia pendidikan di Indonesia suka-suka cepat berbangga hati, bahwa anak-anak seperti Reza adalah wujud keberhasilan sistem pendidikan. Lalu anak-anak seperti itu biasanya mendapat perlakuan lebih khusus dibanding siswa lain yang 'biasa-biasa saja'.

Saya sendiri masuk dalam kelompok orang yang ragu, bahwa Reza adalah bentuk keberhasilan sistem pendidikan. Jangan-jangan Reza memang punya gen dan bakat alam untuk menjadi jenius di bidang matematika. Lagipula, ada berapa banyak sih siswa yang bisa menjadi juara matematika walaupun mandi belasan kali sehari di rumah.

"Di Rumania, ketika orang tahu kau seorang jago matematika, mereka akan berkata, 'aku dulu pintar matematika'. Dan yang bicara begitu adalah para supir taksi. Itulah sebabnya tim-tim (olimpiada matematika) dari Eropa Timur berhasil baik, karena matematika adalah bagian dari budaya mereka," kata Titu Andreescu, Direktur Kompetisi Matematika Amerika Serikat.

Saya tidak sedang ingin berdebat tentang kapan atau bagaimana Matematika bisa menjadi bagian dari budaya kita. Mungkin jika kita sudah bisa memahami bahwa matematika bukanlah sekadar angka, tapi seperti kata Zeitz: matematika adalah kegiatan yang amat sosial, tentang bagaimana kita merenung dan memecahkan persoalan sehari-hari dengan runtut, logis, dan sistematis.

Mungkin, kita membutuhkan anak-anak seperti Reza, yang sampai kapanpun, tetap membawa semangat seorang bocah yang mencintai matematika dan komik. [wir]

sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/11/Pendidikan_&_Kesehatan/2010-08-29/75752/Bocah_yang_Mencintai_Matematika_dan_Komik?kanal=11&article=&tgl=2010-08-29&newsid=75752&addkomentar&

Senin, 06 Desember 2010

ANAK BERKESULITAN BELAJAR

 ANAK BERKESULITAN BELAJAR
Diposting oleh Silvia

Setiap anak adalah pribadi yang unik, begitu pula dengan anak berkesulitan belajar. Walau mereka memiliki jenis kesulitan yang sama, mereka tentu punya kelebihan ataupun kekurangan yang berbeda satu dengan yang lain.
Bagi orangtua, anak adalah sebuah representasi keberhasilan keluarganya. Karena itu, keberhasilan dalam belajar anaknya merupakan salah satu faktor penting dan diharapkan. Keberhasilan belajar anaknya akan mampu mengembangkan konsep diri yang positif bagi sang anak, selanjutnya akan sangat berguna di kemudian hari. Namun, bagi beberapa anak-anak berkesulitan belajar proses belajar tidaklah mudah, mereka memiliki kendala yang datang dari dalam dirinya.Kesulitan belajar atau gangguan belajar (learning disorder, LD) adalah gangguan belajar pada anak yang ditandai
dengan adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dengan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Anak berkesulitan belajar adalah salah satu dari mereka yang berada dalam kelompok anak berkebutuhan khusus (children with special needs). Mereka adalah anak yang memiliki disfungsi minimum otak (DMO), sehingga menyebabkan tercampur aduk-nya sinyal-sinyal di antara indera otaknya atau terjadi gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (neurobiologist) yang menimbulkan gangguan berbagai perkembangan, misalnya gangguan berbicara, berbahasa serta kemampuan akademik.
Anak-anak ini mengalami kesulitan bila harus belajar secara ‘biasa’ seperti halnya anak-anak yang lain. Mereka perlu diarahkan bagaimana cara belajar bagi dirinya, bagaimana memulai dengan suatu tugas, bagaimana mengarahkan perhatian, mengamati, mendengarkan instruksi bahkan bagaimana mengarahkan beberapa proses pada saat yang bersamaan. Singkat kata, mereka memerlukan pendekatan penanganan yang beda dengan pendekatan yang biasa dilakukan anak-anak lain seusianya.Bila tidak ditangani dengan baik dan benar, mereka akan mengalami gangguan emosional (psikiatrik) dan akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidup anak di kemudian hari. Anak berkesulitan belajar, biasanya tampil kurang dewasa dibanding teman-teman seusianya dan kesulitan belajar ini juga mempengaruhi koordinasi fisik dan perkembangan emosional anak. Selain itu, anak berkesulitan belajar sulit memahami isyarat-isyarat sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.
Akibatnya, mereka terlihat seperti mempunyai kebiasaan sosial yang berbeda dengan lingkungannya. Tentu saja, hal ini membuat masyarakat di lingkungannya sulit untuk menerima, bahkan akan cenderung mengucilkannya. Secara umum, penanganan anak-anak berkesulitan belajar memiliki tujuan untuk membangkitkan kesadaran tentang dirinya, kemudian mengembangkan kelebihan dan meminimalkan kesulitan/kekurangan dalam dirinya. Dan, ini yang penting, menga-rahkannya untuk dapat mencari jalan keluar (solusi) dari permasalahan yang akan dihadapi nanti untuk menjadi seseorang yang mandiri.Untuk menangani anak berkesulitan belajar diperlukan kerjasama yang baik dan positif antara orangtua (terutama), guru di sekolahnya dan beberapa profesional seperti dokter anak, psikiater anak, psikolog, terapis.
Diperlukan upaya serius dan berkesinambungan untuk melaksanakan penanganan anak berkesulitan belajar. Anak-anak berkesulitan belajar, biasanya merasa frustrasi karena sering mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas atau pun langkah-langkah untuk diri sendiri. Dalam benak mereka, apa pun yang dilakukan selalu sia-sia, tak ada artinya, negatif dan lain sebagainya, pada intinya adalah selalu mengalami kegagalan. Tentu saja, kondisi semacam ini menjadi kontra produktif, mereka kemudian menjadi sensitif, tidak mudah untuk percaya pada orang lain bahkan (mungkin) terhadap orang yang paling dekat dengan dirinya, dalam hal ini adalah orangtua. Untuk mengetahui apakah seorang anak memiliki kecenderungan berkesulitan belajar diperlukan pendeteksian yang cermat. Namun, secara umum bisa dilakukan hal-hal seperti di bawah ini:
PADA USIA PRA-SEKOLAH
1. Terlambat bicara disbanding dengan anak seusianya
2. Memiliki kesulitan dalam pengucapan beberapa kata
3. Dibanding anak seusianya, penguasaan jumlah katanya lebih sedikit (terbatas)
4. Sering tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk satu kalimat yang akan dikemukakan
5. Sulit mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
6. Sulit merangkai kata untuk menjadi sebuah kalimat
7. Sering gelisah yang berlebihan
8. Mudah terganggu konsentrasinya
9. Sulit berinteraksi dengan teman seusianya
10. Sulit mengikuti instruksi yang diberikan untuknya
11. Sulit mengikuti rutinitas tertentu
12. Menghindari tugas-tugas tertentu, misalnya menggunting dan menggambar
PADA USIA SEKOLAH
1. Daya ingatnya terbatas (relatif kurang baik)
2. Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca, Misalnya atau biasanya, huruf d dibaca b (misalnya duku dibaca buku atau sebaliknya buku dibaca duku), w dibaca m (misalnya waru dibaca baru atau sebaliknya baru dibaca waru), p dibaca q , w dibaca m dan lain sebagainya. Bila ini yang terjadi mereka termasuk dalam kelompok berkesulitan belajar disleksia.
3. Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya.
4. Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matematika. Misalnya, tak dapat membedakan arti dari simbol – (minus) dengan simbol + (plus), simbol + dengan simbol x (kali) dan lain sebagainya.
5. Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingatnya.
6. Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas. Kalau ini yang terjadi mereka termasuk dalam kelompok berkesulitan belajar hiperaktif atau GPPH (gangguan pemusatan pemikiran dan hiperaktifitas)
7. Impulsif (bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu)
8. Sulit berkonsentrasi
9. Sering melanggar aturan yang ada, baik di rumah maupun di sekolah
10. Tidak mampu berdisiplin (sulit merencanakan kegiatan sehari-harinya)
11. Emosional (sering menyendiri), pemurung, mudah tersinggung, cuek terhadap lingkungannya
12. Menolak bersekolah
13. Tidak stabil dalam memegang alat-alat tulis
14. Kacau dalam memahami hari dan waktu
PADA USIA REMAJA/DEWASA
1. Sulit/salah mengeja huruf berlanjut hingga dewasa
2. Masih saja sering menghindar dari tugas-tugas membaca dan menulis
3. Mungkin saja lancer dalam membaca tapi tidak mengerti atau tidak bisa menjelaskan apa yang telah dibacanya
4. Sulit menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
5. Daya ingatnya terbatas
6. Sulit menangkap konsep-konsep yang abstrak
7. lamban dalam bekerja
8. Sering tidak telitu (ceroboh) pada hal-hal yang seharusnya rinci atau malah sebaliknya justru terlalu focus kepada hal-hal yang rinci
9. Bisa salah (distorsi) dalam membaca informasi
Anak-anak berkesulitan belajar perlu mengetahui bahwa orangtua maupun guru yang akan membimbingnya dapat merasakan apa yang mereka rasakan/alami. Dengan kata lain, orangtua ataupun guru harus memiliki empati terhadap dirinya. Dengan begitu, secara bertahap mereka akan bisa terbuka – selanjutnya, mengemukakan keluhan-keluhannya – untuk mendapatkan pengarahan dan mencoba untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
Orangtua maupun guru harus menyadari bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik, tidak bisa digebyah uyah (digeneralisasi), masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kematangan yang mereka alami berbeda satu dengan lainnya sekalipun memiliki jenis kesulitan yang sama. Karena itu, kebutuhan penanganannya pun berbeda dengan sentuhan-sentuhan yang individual untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Anak berkesulitan belajar memerlukan lingkungan yang hangat, penuh canda untuk memberi semangat agar merasa tidak sendiri (dikucilkan).
Mereka akan lebih berkembang secara positif bila berada dalam lingkungan yang penuh larangan, ancaman hukuman bahkan jika mungkin sebaiknya hindarkan hukuman yang sifatnya fisik. Lebih baik melihat kelebihan-kelebihannya, daripada selalu mengungkit kekurangan-kekurangan atau kenakalan-kenakalannya. Namun, kita harus selalu konsisten dengan aturan-aturan yang ada, hingga mereka akan merasa aman, memperoleh batasan mana yang boleh dan mana yang dilarang.
Melihat hasil pendeteksian di atas, sebaiknya kita mengajarkan pada mereka dalam menyelesaikan tugas untuk memisah-misahkan langkah-langkah yang diperlukan. Kemudian menyusun secara logis urutan-urutan yang harus dilakukan. Seperti halnya dalam aktivitas menulis. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengarahkan anak untuk memegang pensil dengan benar. Bila masih sulit, sebaiknya diberikan latihan-latihan (terapi) untuk penguatan otot tangan (misalnya dengan bermain play doh, busa sabun dan lain sebagainya).
Anak berkesulitan belajar selalu mengalami kesulitan bila mengorganisasikan dirinya. Barang-barang miliknya berserakan tak teratur. Sehingga perlu diberi struktur yang benar oleh guru maupun orangtuanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui ruang geraknya dengan cara memberikan batasan yang jelas, apa yang boleh dan apa yang dilarang.Orangtua bisa memberikan kepada mereka rutinitas kegiatan, seperti misalnya menempatkan setiap barangnya pada tempat yang telah disediakan, menjelaskan satu per satu yang akan dialami anak setiap harinya. Berangkat ke sekolah, usai sekolah akan pergi ke tempat terapi, setelah itu pulang ke rumah. Struktur bisa pula dikembangkan dengan cara menyederhanakan pilihan. Seperti “kamu mau pakai kaos merah atau biru?” daripada mengatakan “kamu mau pakai baju yang warna apa?”. Bila Anda seorang guru, berikanlah kepada siswa-siswi terutama untuk anak yang berkesulitan belajar struktur dengan cara menentukan kegiatan yang akan dilakukan di kelas setiap hari di awal pembelajaran, menyiapkan anak saat kelas akan berakhir atau memberikan peringatan terhadap perubahan-perubahan rutin.
Struktur yang diberikan saat mengerjakan tugas adalah menjelaskan tujuan apa yang diharapkan dari tugas yang sedang dilakukan, bagimana contoh nyata dan cara kerja yang diharapkan. Hal semacam ini akan lebih baik bila dapat ditulis dengan sederhana sehingga dapat dilihat sekaligus difahami. Dengan adanya struktur ini, diharapkan mereka akan lebih mudah berkonsentrasi pada tugasnya. Hindarkan materi yang sulit difahami apalagi dalam jumlah yang banyak, kemudian pakailah bahasa yang sederhana dan singkat.Anak berkesulitan belajar dalam belajar membutuhkan penggunaan setiap saluran indera. Tujuannya adalah agar mereka memperoleh pengetahuan sekaligus mempertahan-kannya di dalam ingatan.
Pengalaman menyentuh, merasakan, mencium, melihat, mendengar dan melakukan akan dapat mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi di dalam otaknya. Sudah sama-sama kita pahami bila anak berkesulitan belajar sangat sulit menangkap konsep yang abstrak. Karena itu, ajaklah mereka melalui benda-benda yang nyata terlebih dahulu atau bisa pula melalui gambar-gambar yang mudah dipahami karena pengalaman terhadap obyek-obyek yang nyata akan lebih mudah melekat dalam ingatan dan bisa segera dikeluarkan saat dibutuhkan. Tentu saja semua itu akan menjadi lengkap bila melalui pendekatan multi-disiplin antar-profesional, seperti yang telah disebutkan di atas.
Menangani anak berkesulitan belajar adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan kesabaran. Tak mungkin dilakukan secara instan dan terburu-buru.Sejarah telah mencatat, beberapa nama besar adalah mereka yang terdeteksi sebagai anak berkesulitan belajar. Salah satunya adalah Thomas Alva Edison, sang penemu lampu pijar. Bayangkan, bila Edison tak memiliki orangtua (baca; seorang ibu) yang begitu yakin akan kemampuan anaknya dan memiliki kesabaran yang luar biasa. Ibu Edison tidak menyerah begitu saja ketika anaknya ditolak di beberapa sekolah karena dianggap anak bodoh. Barangkali hingga saat ini kita tak akan pernah menikmati sinar terang di malam hari dari lampu-lampu atas jasa penemuan Thomas Alva Edison.Anak berkesulitan sangat memerlukan penanganan yang benar dan ke-sabaran kita.
Yakinlah!

Sumber
http://specialneedskid.wordpress.com/2008/09/11/mengenal-anak-berkesulitan-belajar/

Jumat, 26 November 2010

DETECTIVE CONAN

Download Chapter Detective conan Manga :
volume 54  http://www.mediafire.com/?nyjd3lm2kzw
volume 55  http://www.mediafire.com/?zqzmdmmlyzz
volume 56  http://www.mediafire.com/?jazznmwcj1y
volume 57  http://www.mediafire.com/?2dl33yzk2gt
volume 58  http://www.mediafire.com/?bugyzzy33t2
volume 59  http://www.mediafire.com/?um5zkikgjmm
volume 60  http://www.mediafire.com/?htmt2mmdzgt
volume 61  http://www.mediafire.com/?mnkcm1wwdm1
volume 62  http://www.mediafire.com/?nxywnmngznw
chapt  677 http://www.mediafire.com/?iyityowtmum
chapt  678 http://www.mediafire.com/?dxjxtywj1zm
chapt  679 http://www.mediafire.com/?y283k2v79doa967 
chapt  685 http://www.mediafire.com/?tgzi3nm2ymm
chapt  700 http://www.mediafire.com/?m2kg1agtjnq
chapt  701 http://www.mediafire.com/?zdxzmmwzkij
chapt  702  http://stoptazmo.com/downloads/get_file.php?file_category=detective_conan&mirror=1&file_name=detective_conan_v67_702.zip
chapt 703 http://www.mediafire.com/?onjysl5lxhilu2n
chapt 704 http://www.mediafire.com/?rkl1a2rnmxq3ggl
chapt 705 http://www.mediafire.com/?yg2mztdxzqz
chapt 706 http://www.mediafire.com/?tujnkdymdzk
chapt 707 http://www.mediafire.com/?wuekueyzzjz
chapt 708 http://www.mediafire.com/?mizwjzwmnzn
chapt 743 http://www.mediafire.com/?hpge161iqw13ujj
chapt 744 http://www.mediafire.com/?r8omzdkt08bo9r5
chapt 745 http://www.mediafire.com/?999auiabknr17tc
chapt 746 http://www.mediafire.com/?o79z77ziw8bt8my
chapt 747 http://www.mediafire.com/?9a6ysqgqso8f873
chapt 748 http://www.mediafire.com/?rfokwd72bozagcw
chapt 749 http://www.mediafire.com/?oh9x0r1ubu6s014
chapt 750 http://www.mediafire.com/?vthdkppk81xyhca
chapt 751 http://www.mediafire.com/?lark3h8bepw5liq
chapt 752 http://www.mediafire.com/?w5rg13g88bs1b8a
chapt 753 http://www.mediafire.com/?64r03qqdovfqyua
chapt 754  http://www.mediafire.com/?63w9yel2d0csdv7
chapt 755 http://www.mediafire.com/?oc0szkh488khoee
chapt 756 http://www.mediafire.com/?k9f42q0mrrs5jas
chapt 757 http://www.mediafire.com/?8k38fmc28nw66m0
chapt 758 http://www.mediafire.com/?efhw7a7c9df3jk7
chapt 759 http://www.fileserve.com/file/zNrrThB
chapt 760 http://www.mediafire.com/?xrwq206snc6wjda
chapt 761 http://www.mediafire.com/?1frxypbh0e73upa
chapt 762 http://www.mediafire.com/?mfwp9toj6dqd4cf
chapt 763 http://www.mediafire.com/?2m50utdeh2ehpod
chapt 764 http://www.mediafire.com/?kwcrc21unbuw5xf
chapt 765 http://www.mediafire.com/?6td0218kp909xui
chapt 766 http://www.mediafire.com/?cx1a6cfefuurm62
chapt 767 http://www.mediafire.com/?4x6c1hv52bvsmdx
chapt 768 http://www.mediafire.com/?66blr754wyswjqo
chapt 769 http://www.mediafire.com/?sgorg5dr5kaad68
chapt 770 http://www.mediafire.com/?qauwbpcwgc1nolo
chapt 771 http://www.mediafire.com/?bxztg0zmj95q22j
chapt 772 http://www.mediafire.com/?ya11humqldslw1w
chapt 773 http://www.mediafire.com/?1a6isk1ne13bdws
chapt 774 http://www.mediafire.com/?5set7yib546p1vn
chapt 775 http://www.mediafire.com/?imigybjxs81nsam
chapt 776 http://www.mediafire.com/?ksr5356ov1rsvd4
chapt 777 http://www.mediafire.com/?cde2cga5k3idnyg
chapt 778 http://www.mediafire.com/?ed7hki3vgzq6r7r
chapt 779 http://www.mediafire.com/?x5za1l3frjdszhk
chapt 780 http://www.mediafire.com/?5cg494nqnm449rd
chapt 781 http://www.mediafire.com/?vv1eg3xstmwcmkv

Kamis, 25 November 2010

Jurnal Eksperimen Matematika

MATEMATIKOMIK sebagai Alternatif Media dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
(Studi Eksperimen di SMA Negeri 3 Bandung)

MAULANA
Dosen Matematika
Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: ae.maulana@yahoo.com


Abstrak

Matematika yang masih saja memiliki citra kurang menyenangkan bagi banyak siswa persekolahan, tentu saja harus dijadikan sebagai bahan refleksi tiada henti, bagi semua pihak yang berkaitan, terutama bagi guru yang menyajikannya langsung di hadapan siswa. Penyajian materi matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya diantisipasi dengan mencari suatu alternatif pembelajaran matematika yang disajikan secara inovatif, menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa, sehingga nantinya diharapkan juga bisa melejitkan prestasi belajar siswa.

Salah satu alternatif pembelajaran matematika yang inovatif tersebut adalah dengan menggunakan media komik matematika, yang diberi istilah matematikomik. Keunikan fungsi matematikomik sebagai media pendidikan dan hiburan, diasumsikan dapat memberikan pengaruh terhadap perolehan pengetahuan sebagai hasil belajar, karena mampu menarik minat dan perhatian dalam menyampaikan informasi.

Makalah ini menunjukkan suatu hasil penelitian, di mana matematikomik berpengaruh signifikan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa; terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara peningkatan motivasi dengan prestasi belajar siswa belajar siswa sebagai pengaruh penggunaan matematikomik; dan pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan komik.
Kata kunci: Pembelajaran, matematikomik, motivasi, prestasi.


PENDAHULUAN

Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan pengetahuan yang sangat penting terutama dalam era teknologi yang serba canggih sekarang ini. Dalam perkembangannya, matematika tidak terlepas kaitannya dengan pendidikan terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Mengingat pentingnya matematika dalam IPTEK dan kehidupan sehari-hari pada umumnya, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat terutama siswa sekolah. Ruseffendi (1991) mengemukakan, “Matematika penting sebagai pembentuk sikap, oleh karena itu salah satu tugas guru adalah mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik".

Ironisnya, pelajaran matematika masih merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dan pada umumnya siswa mempunyai anggapan bahwa matematika merupakan peajaran yang tidak disenangi. Seperti yang dikemukakan Ruseffendi (1984, h.15), “Matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan pelajaran yang paling dibenci.”

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, baik dari dalam diri siswa itu sendiri dalam belajar, maupun faktor dari luar. Ruseffendi (1991, h.9) mengemukakan bahwa sepuluh faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain: (1) kecerdasan siswa, (2) kesiapan belajar siswa, (3) bakat yang dimiliki siswa, (4) kemauan belajar siswa, (5) minat siswa, (6) cara penyajian materi, (7) pridadi dan sikap guru, (8) suasana pengajaran, (9) kompetensi guru, dan (10) kondisi masyarakat luas.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa cara penyajian materi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus menjadi penentu keberhasilan siswa. Apakah materi yang disajikan membuat siswa tertarik, termotivasi, kemudian timbul perasaan pada diri siswa untuk menyenangi materi, dan adanya kebutuhan terhadap materi tersebut. Ataukah justru cara penyajian materi hanya akan membuat siswa jenuh terhadap matematika? Bagaimanapun kekurangan atau ketiadaan motivasi akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah (Syah, 1995, h.136).

Media pembelajaran yang akan penulis bahas pada penelitian ini adalah media komik, karena keunikan fungsinya yaitu sebagai media pendidikan dan sebagai media hiburan. Komik sebagai media visual diasumsikan dapat memberikan pengaruh terhadap perolehan pengetahuan sebagai hasil belajar, karena mampu menarik minat dan perhatian dalam menyampaikan informasi. Hal ini sesuai dengan perannya untuk memvisualisasikan ide-ide atau gagasan. Apalagi dengan melihat kecenderungan bahwa konsumen utama komik adalah anak pada usia sekolah dasar hingga sekolah menengah umum, meskipun mahasiswa perguruan tinggi masih banyak yang menjadi konsumen komik (Yakti, 2001, h.1).

Penggunaan komik sebagai media dalam pembelajaran memiliki peranan penting untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena penyajian komik membawa siswa ke dalam suasana yang penuh kegembiraan, sehingga menciptakan kegembiraan pula dalam belajar (DePorter, Reardon, dan Nourie, 2000, h.14). Kegembiraan dalam belajar merupakan luapan emosi yang mengaktifkan saraf otak untuk dapat merekam pelajaran dengan lebih mudah. Hal ini senada dengan ungkapan Goleman (1995, h.28), “Penelitian menyampaikan kepada kita bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan”. Apalagi pada saat usia sekolah kebanyakan siswa masih memiliki gaya belajar visual yang lebih cenderung mengaktifkan ingatannya melalui gambar yang ditangkap oleh mata (DePorter dan Hernacki, 1999, h.120).

Latar belakang di atas mendorong penulis mencoba melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana pengaruh komik yang digunakan sebagai media pembelajaran terhadap peningkatan kualitas pembelajaran sehingga motivasi belajar dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Rumusan dan Batasan Masalah

Bertolak dari pemikiran di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Sejauh mana pengaruh penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa di Sekolah Menengah Umum?”

Secara lebih khusus, permasalahan pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran matematika yang menggunakan media komik dengan pembelajaran matematika secara biasa (ekspositori tanpa media komik, tetapi menggunakan ringkasan materi) terhadap motivasi belajar siswa?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran matematika yang menggunakan media komik dengan pembelajaran matematika secara biasa (ekspositori tanpa media komik, tetapi menggunakan ringkasan materi) terhadap prestasi belajar siswa?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara peningkatan motivasi belajar siswa sebagai pengaruh penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa?
4. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media komik?

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini dilakukan pembatasan masalah pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas satu SMU Negeri 3 Bandung.
2. Materi yang dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Notasi Sigma, Barisan Bilangan, dan Deret.
3. Motivasi belajar yang diukur adalah seberapa besar perhatian dan ketertarikan siswa terhadap penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika dalam membantu pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
4. Prestasi belajar yang diukur adalah hasil belajar aspek kognitif tingkat C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan).

Matematikomik

Matematikomik atau komik matematika adalah komik yang berisi materi pelajaran matematika yang disajikan secara deskriptif dan naratif, dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika dan mengoptimalkan cara kerja otak untuk mengingat materi pelajaran matematika.

Studi Literatur

Penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu kemampuan dalam menciptakan minat belajar para siswa serta membantu lebih mudah untuk mengingat pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa. Hal ini didukung oleh pendapat para ahli yang telah meneliti cara kerja otak.

Penyajian komik membawa siswa ke dalam suasana yang penuh kegembiraan, sehingga menciptakan kegembiraan pula dalam belajar (DePorter, Reardon, dan Nourie, 2000, h.14). Kegembiraan dalam belajar merupakan luapan emosi yang mengaktifkan saraf otak untuk dapat merekam pelajaran dengan lebih mudah. Seperti pernyataan Caine dan Caine (1997, h.124, dalam DePorter, dkk, 2000, h.21), “Perasaan dan sikap siswa akan berpengaruh sangat kuat terhadap proses belajarnya”. Hal ini senada dengan ungkapan Goleman (1995, h.28) seperti yang dikutip oleh DePorter dkk (2000, h.22), “Penelitian menyampaikan kepada kita bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan”. Sedangkan seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya (Howard Gardner, 1995, dalam DePorter, dkk, 2000, h. 23).

Komik adalah pilihan menarik untuk menjadi media pembelajaran karena keterlibatan emosi pembacanya akan sangat mempengaruhi memori dan daya ingat akan bahan-bahan yang mereka pelajari, seperti penjelasan seorang ilmuwan saraf terkemuka, Dr. Joseph LeDoux (1994, dalam DePorter, dkk, 2000, h.23). Apalagi pada saat usia sekolah kebanyakan siswa masih memiliki gaya belajar visual yang lebih cenderung mengaktifkan ingatannya melalui gambar yang ditangkap oleh mata (DePorter dan Hernacki, 1999, h.120).

Dampak positif dari komik juga adalah kemampuan menyediakan asosiasi yang diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul karena adanya gambar-gambar pada komik tersebut. DePorter, Reardon, dan Nourie menjelaskan, “Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika Anda menggunakan alat peraga atau media dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan. Bukan hanya mengawali proses belajar dengan cara merangsang modalitas visual, alat peraga atau media juga secara harfiah menyalakan jalur saraf seperti kembang api di malam Lebaran. Beribu-ribu asosiasi tiba-tiba dimunculkan ke dalam kesadaran. Kaitan ini menyediakan konteks yang kaya untuk pembelajaran yang baru” (DePorter, dkk, 2000, h.67).

Pendapat di atas diperkuat lagi oleh Antonio Damasio (1994) yang menjelaskan, “Membuat asosiasi adalah alat bantu yang luar biasa, hanya dibatasi imajinasi. Penelitian tentang otak menunjukkan bahwa mengaitkan informasi dengan persepsi inderawi yang kuat akan jauh lebih mudah diingat. Dengan melebih-lebihkan citra indera, dapat menghasilkan cara mengingat yang tak mudah terlupakan. Bahkan emosi yang kuat dapat membantu kita mengingat informasi dengan mudah” (Deporter, dkk, 2000, h.186).

Komik pun dapat membantu siswa belajar matematika pada tingkatan abstraksi yang berbeda karena gambar pada komik berperan sebagai alat mediator antara masalah pada alam nyata dengan dunia abstrak pengetahuan matematika (Freudenthal, dalam Permana, 2001, h.13). Selain itu, komik dalam pembelajaran matematika menjadi alat yang membuat siswa menjalani proses belajar yang paling baik, karena siswa mengalami suatu informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari, experience before label (DePorter, dkk, 2000, h.7).

Hipotesis

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang pembelajaran matematikanya menggunakan media komik dengan motivasi belajar siswa yang pembelajaran matematikanya secara biasa (ekspositori tanpa media komik, tetapi menggunakan ringkasan materi).
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang pembelajaran matematikanya menggunakan media komik dengan prestasi belajar siswa yang pembelajaran matematikanya secara biasa (ekspositori tanpa media komik, tetapi menggunakan ringkasan materi).
3. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara peningkatan motivasi belajar siswa sebagai pengaruh penggunaan media komik dengan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu SMU Negeri 3 Bandung, yaitu dari kelas 1-1 sampai dengan kelas 1-10. Dari keseluruhan kelas satu diambil dua kelas secara acak. Jadi, sampelnya adalah siswa SMU Negeri 3 Bandung yang dipilih secara acak menurut kelas. Penyampelan ini dilaksanakan untuk mendapatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dapat mewakili populasi tersebut. Setelah dilakukan cluster sampling, maka terpilih kelas 1-3 dengan jumlah siswa 40 orang sebagai kelompok eksperimen dan kelas 1-7 dengan jumlah siswa 37 orang sebagai kelompok kontrol.

Sebagaimana telah diungkapkan di muka, penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan matematikomik di SMU dalam rangka meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, hubungan antara peningkatan motivasi belajar siswa sebagai pengaruh penggunan media komik matematika dengan peningkatan prestasi belajarnya, serta untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan matematikomik. Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan instrumen yang berupa tes, angket, wawancara, jurnal, dan observasi.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, karena penelitian yang dilakukan adalah untuk melihat hubungan sebab akibat yang di dalamnya ada unsur yang dimanipulasikan. Metode ini digunakan karena penulis ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh positif penggunaan media komik terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.



Analisis Data

Untuk mendapatkan informasi dari data yang diperoleh, maka data tersebut diolah. Data yang berasal dari tes awal, tes akhir, angket awal, dan angket akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diolah dengan uji statistik berupa: Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Perbedaan Dua Rata-rata, Uji Bartlet, dan Uji Anava Satu Faktor. Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara peningkatan motivasi dan peningkatan prestasi belajar digunakan Analisis Regresi.

Di samping itu, pada kelompok eksperimen secara khusus diberikan angket, wawancara, observasi, dan jurnal. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan pengolahan data dengan cara: Seleksi Data, Klasifikasi Data, Penyajian Data. Setelah itu, sebagai tahap akhir dilakukan interpretasi dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan kriteria kuntjaraningrat (Permana, 2001, h.33).


HASIL DAN DISKUSI

Pembahasan hasil penelitian dipusatkan pada pengujian hipotesis yang bersumber dari data yang diperoleh dari hasil penelitian. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pada taraf signifikansi 0,01 penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa yang pembelajaran menggunakan matematikomik secara signifikan lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang pembelajaran matematikanya secara biasa (metode ekspositori dengan memberikan ringkasan materi pelajaran).

Pada taraf signifikansi 0,01 penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa yang pembelajaran matematikanya menggunakan matematikomik secara signifikan lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa yang pembelajaran matematikanya secara biasa.

Pada kelompok eksperimen, dengan taraf signifikansi 0,01 tidak terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar antara siswa subkelompok baik, sedang, dan kurang. Berarti penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika sama efektifnya dalam meningkatkan motivasi belajar untuk setiap subkelompok, sehingga untuk kelompok mana saja akan memberikan hasil yang secara nyata tidak berbeda.

Pada kelompok eksperimen, dengan taraf signifikansi 0,01 tidak terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa subkelompok baik, sedang, dan kurang. Berarti penggunaan matematikomik sama efektifnya dalam meningkatkan prestasi belajar untuk setiap subkelompok, sehingga untuk kelompok mana saja akan memberikan hasil yang secara nyata tidak berbeda.

Hubungan antara peningkatan motivasi belajar sebagai pengaruh penggunaan media komik dengan peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika, ditunjukkan oleh koefisien korelasi r = 0,92 yang positif dan signifikan pada taraf 0,01. Hal ini memberi makna bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 84,64% terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Sedangkan 15,36% sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.

Secara umum siswa memberikan respon yang baik terhadap penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika, karena komik matematika merupakan suatu hal yang baru, kreatif, dan inovatif, sehingga pembelajaran matematika yang sebelumnya kurang disukai menjadi lebih menyenangkan dan lebih diminati.

PENUTUP

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan secara umum, yaitu penggunaan media komik sebagai suatu alternatif pembelajaran matematika memberikan pengaruh positif yaitu lebih meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran matematika secara biasa. Peningkatan motivasi belajar inilah yang pada gilirannya akan meningkatkan pula prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Selain itu, respon yang baik dari siswa dalam menanggapi penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika, tentunya akan mengubah pandangan siswa yang sebelumnya menyatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang tidak menyenangkan. Kemudian pada akhirnya dapat pula mengubah pandangan sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa komik hanyalah pengganggu belajar anak. Perubahan pandangan seperti ini dapat dijadikan pemacu untuk menggunakan komik secara lebih luas dan dengan muatan materi yang lebih kompleks, serta dapat menjadi energi positif untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika ke arah yang lebih baik.

Berkenaan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penggunaan matematikomik merupakan hal yang kreatif, inovatif, menyenangkan, dan lebih diminati oleh siswa. Tentu saja penggunaan komik matematika tersebut dapat lebih meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan itu, penggunaan komik matematika dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang positif. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar penggunaan matematikomik dapat didstribusikan lebih luas dengan materi yang lebih kompleks.

Potensi komik sebagai media pendidikan dan hiburan bisa benar-benar dioptimalkan apabila komikus Indonesia membuat karya-karya komik seri pelajaran. Penulis mencoba menyarankan agar komikus bekerja sama dengan guru untuk menghasilkan komik seri pelajaran, khususnya yang berhubungan dengan pelajaran yang dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit, misalnya komik matematika, kimia, fisika, dan sebagainya.

Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan masalah penelitian ini hendaknya mengembangkan instrumen yang digunakan pada subjek dan kajian yang berbeda, misalnya penggunaan media komik di Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, serta dengan permasalahan yang lebih banyak. Penelitian dapat juga dilakukan untuk melihat efektivitas media pembelajaran inovatif lainnya selain komik, misalnya penggunaan animasi komputer dalam suatu pembelajaran.


Daftar Pustaka

DePorter, B., dan Hernacki, M. (1999). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

DePorter, B., Reardon, M., dan Nourie, S. (2000). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligences. New York: Bantam Books.

Permana, Y. (2001). Analisis Tingkat Penguasaan Siswa dalam Menyelesaikan Persoalan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. (1984). Dasar-dasar Matematika Modern untuk Guru. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Guru: Membantu Mengembangkan Potensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Yakti, D. (2001). Komik sebagai Motivator Siswa Melek Sains dan Teknologi. Makalah pada Seminar Nasional FPMIPA UPI Bandung.

Quantum Learning (belajar bagaimana cara belajar)

BELAJAR KEMBALI TENTANG BELAJAR (Quantum Learning)

Untuk dapat meraih prestasi yang baik di sekolah maka kita harus giat belajar. Namun apa yang akan terjadi jika kita
tidak tahu bagaimana cara belajar yang akan membuat otak kita menerima dan menangkap pelajaran tersebut ? ya, tentu
saja kita tidak akan dapat berprestasi di sekolah. Disini kita akan membahas bagaimana cara belajar yang menyenangkan.
Seorang Ibu rumah tangga dan juga jutawan di amerika yang bernama Bobbi Deporter mengembangkan sebuah sekolah yang
didalamnya terdapat cara-cara belajar yang menyenagkan. Sekolah tersebut diberi nama SuperCamp.

- SuperCamp menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan
  yang menyenangkan.
- SuperCamp telah memberikan dampak positif pada kehidupan ribuan dan orang-orang di sekitar mereka.
- Kurikulum di SuperCamp adalah kombinasi dari beberapa unsur, dikembangkan dari suatu falsafah bahwa belajar dapat dan
  harus menyenagkan.
- Tantangan-tantangan fisik digunakan sebagai metafora untuk mempelajari terobosan-terobosan belajar (pergeseran paradigma
yang mengubah pemahaman tentang belajar).
- Penelitian menunjukkan bahwa SuperCamp terbukti sangat berhasil dan harus dipertimbangkan sebagai model replika.

Perusahaan yang melahirkan SuperCamp adalah Learning Forum. Quantum Learning berakar dari upaya Dr. GeorgI Lozanov,
seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai "suggestology" atau
"suggestopedia". Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah
mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan
poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik
dalam seni pengajaran sugestif.

Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana
otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan
jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa positif
- Faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.

Tahukah anda....
- Otak anda mempunyai potensi yang sama dengan otak Albert Einstein?
- Ada bukti fisik dan ilmiah yang memberikan ungkapan tentang otak anda, Gunakan atau Abaikan?

Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tak pernah terpuaskan. Dan kita semua mempunyai alat-alat yang kita perlukan
untuk memuaskannya. Pernahkah anda memperhatikan seorang bayi yang meneliti dengan seksama sebuah mainan baru? Ia memasukkannya
ke dalam mulut untuk mengetahui rasanya. Ia menggoyangkannya, mengangkatnya, dan memutarkannya perlahan-lahan sehingga ia bisa
melihat bagaimana setiap sisinya terkena cahaya. Ia menempelkannya di telinga, menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya kembali,
membongkar bagian-bagiannya dan menyelidikinya satu demi satu.
Proses penelitian ini, kini disebut belajar secara menyeluruh (Global Learning). Global Learning merupakan cara efektif dan alamiah
bagi seorang manusia untuk mempelajari bahwa otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah seperti spons, menyerap berbagai
fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas stres. Proses ini juga ditambah dengan
faktor-faktor umpan balik yang positif dan rangsangan dari lingkungan, dan anda telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja.

Pada tahun 1982, Jack Canfield pakar masalah kepercayaan diri melaporkan hasil penelitian dimana seratus anak ditunjuk untuk seorang periset
selama satu hari. Tugas periset adalah mencatat berapa banyak komentar positif dan negatif yang diterima seorang anak dalam sehari. Penemuan
Canfield adalah bahwa setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negatif atau kritik dan hanya 75 komentar pisitif atau yang bersifat mendukung.
Jadi komentar negatif enam kali lebih banyak dibandingkan komentar positif. Umpan balik yang secara kontinu ini sangat berbahaya.Setelah beberapa
tahun bersekolah, "kemandekan belajar" yang sesungguhnya benar-benar terjadi, dan anak-anak menghalangi/menutupi pengalaman belajar mereka secara
tidak sadar. Saat lulus dari sekolah dasar kata "belajar" itu sendiri bisa membuat murid merasa tegang dan terbebani.

PETUNJUK BAGI ORANG AWAM TENTANG OTAK MANUSIA

Otak manusia adalah masa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini. Inilah satu-satunya organ yang sangat berkembang
sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Jika dirawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak yang berfungsi
dapat tetap aktif dan reaktif selama lebih dari seratud tahun.
Otak mempunyai tiga bagian dasar :
-batang atau otak reptil
-sistem limbik atau otak mamalia
-neokorteks
Seorang peneliti, Dr.Paul Maclean menyebutnya "otak trime" karena terdiri dari tiga bagian, masing-masing berkembang pada waktu yang berbeda dalam
sejarah evolusi kita. Masing-masing bagian juga mempunyai struktur saraf tertentu dan mengatur tugas-tugas yang harus dilakukan.
1. Batang otak atau otak reptil : kita mempunyai unsur-unsur yang sama dengan reptilia; inilah komponen kecerdasan terendah dari spesies manusia.
   Bagian otak ini bertanggung jawab atas fungsi-fungsi motor sensor - pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari pancaindra.
2. Sistem limbik atau otak mamalia : sistem limbik ini terletak dibagian tengah dari otak manusia.Fungsinya bersifat emosional dan kognitif, yaitu
   ia menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenagkan, memori, dan kemampuan belajar. selain itu sistem ini juga mengendalikan bioritme seperti pola tidur,
   lapar, haus, tekanan darah, detak jantung, gairah seksual, temperatur dan kimia tubuh, metabolisme, dan sistem kekebalan.
3. Neokorteks : Neokorteks terbungkus di sekitar bagian atas dan sisi-sisi sistem limbik, yang membentuk 80% dari seluruh materi otak. Bagian otak ini
   merupakan tempat bersemayamnya kecerdasan. Inilah yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, dan sensasi tubuh. proses yang
   berasal dari pengaturan ini adalah penalaran, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku waras, bahasa, kendali motorik sadar, dan ideasi
   (penciptaan gagasan) nonverbal.